251 S/M di NTT Telah Divisitasi; Perlu Ada Warning untuk Sekolah/Madrasah

 

Zoom--Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat kuota akreditasi tahun 2023 sebanyak 1.000 sekolah/madrasah dari total sasaran sebanyak 4.686 SM dengan rincian: sebanyak 278 S/M yang belum terakreditasi (BT), 68 S/M yang tidak terakreditasi (TT), 534 S/M akreditasi ulang tahun 2018, 822 S/M hasil penetapan automasi 2022 satu tahun, 2.981 S/M yang bersertifikat kadaluwarsa, dan 3 S/M program automasi 5 tahun dengan grade C dan B. Hal ini dilaporkan Ketua BAN-S/M Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Arifin Djenawa, M.Pd. dalam sambutan kegiatan Verifikasi Hasil Validasi dan Penyusunan Rekomendasi yang dilaksanakan secara daring (18/4/2023).

Saat ini, lanjut Arifin, dalam tahap satu pelaksanaan akreditasi terdapat 251 S/M yang sudah divisitasi oleh asesor dalam rentang waktu 27 Maret sampai 1 April 2023. Sebelumnya, telah dilakukan kegiatan sosialisasi pada 10 Maret 2023 dan Asesmen Kecukupan Sasaran Akreditasi pada 25 Maret 2023. Validasi dan verifikasi hasil visitasi telah dilakukan pada 14 April 2023 bersama tim validator yang ditugaskan secara daring.

Dalam pelaksanaan visitasi tahap-1, lapor Drs. Arifin Djenawa, M.Pd. selanjutnya, telah ditugaskan 176 Asesor yang terdiri atas 88 Tim dan disebar ke 22 Kabupaten/Kota. Sementara dalam kegiatan Verval tahap-1 kali ini, data yang disajikan berasal dari 251 S/M yang masing-masing berasal dari jenjang, SD (95), MI (11), SMP (67), MTs (9), SMA (52), MA (12), dan SMK (5).

Peserta Verval yang hadir secara daring di Kantor BPMP Provinsi NTT antara lain anggota BAN-S/M Provinsi NTT, Agus Ahab, S.Pd, M.Pd (Sekretaris), Dra. Tiwi Sri Utami, M.Hum, dan Dr. Umar Ali, M.Pd. Melalui aplikasi Zoom, Prof Dr. Muchlas, M.Pd., anggota BAN-S/M yang juga sebagai Pembina BAN-S/M Provinsi NTT didampingi oleh Tim Ahli, Dinan Hasbudin, ditugaskan untuk memenuhi undangan Verval di Provinsi NTT ini. Tim IT BAN-S/M Provinsi NTT, Don Alvin Da Arthur Pa, S.Th. dan Dominggus Habel Wie Lawa turut mendampingi kegiatan memeriksa dan menganalisis data Verval sekolah/madrasah melalui aplikasi Sispena-S/M.

Sebelumnya, Prof. Dr. Muchlas telah menyampaikan beberapa catatan dalam langkah Verval. Masukan dan saran tersebut terkait penyajian data sekolah/madrasah yang akan diVerval agar pelaksanaannya dirasa efektif dan efisien, antara lain: (1) S/M yang turun peringkat; (2) S/M yang naik 2 (dua) peringkat; (3) S/M dengan skor di ambang peringkat (kritis); (4) Nilai yang antara asesor 1 dan 2 beda skor total lebih dari tiga angka; (5) Nilai yang asesor 1 dan 2 sama persis di skor total dan sebagian butir juga skornya sama;  (6) Hasil Asesor yang deskripsi butir oleh asesor 1 dan 2 sama alias copy paste. (7) Rekomendasi untuk sekolah/madrasah.

Dalam proses Verval, ditemukan bagaimana asesor memberikan catatan butir secara salin tempel (copy paste). Untuk asesor yang melakukan hal seperti ini, diberi catatan tersendiri oleh BAN-S/M untuk diingatkan atau bahkan ditangguhkan dalam visitasi selanjutnya sesuai kebijakan yang ada.

Dalam kesempatan berdiskusi, menurut Agus Ahab, “Sebetulnya telah disampaikan ke stakeholder (Dinas Pendidikan maupun Kanwil Kemenag) bahwa di Tahap 1 ini, akreditasi S/M diprioritaskan untuk S/M yang mendapat predikat Tidak Terakredtiasi (TT) dan Belum Terakreditasi (BT). Hanya saja, ternyata pengisian DIA tidak bisa tercapai di pertengahan Maret. Sehingga yang menjadi sasaran di tahap-1 ini adalah S/M yang sudah mengisi Data Isian Akreditasi (DIA). Faktanya, Saat ini, ujarnya, S/M yang kadaluwarsa lebih agresif mengisi DIA agar diakreditasi.

Drs. Arifin Djenawa, M.Pd. yang juga dosen di Universitas Muhammadiyah Mataram ini, mengusulkan kepada BAN-S/M atau Kementerian Dikbudristek agar memberi warning kepada sekolah/madrasah, misalnya, dengan menerbitkan regulasi yang mengatur sanksi  atas S/M yang tidak peduli dengan akreditasi. Karena S/M di NTT, cukup banyak yang tidak menyadari betapa pentingnya akreditasi sebagai penilaian mutu pendidikan. [dinan]

Share this article on

WHISTLEBLOWING