Pertemuan BAN-S/M dan TASS: Framework dan Paradigma IASP 2020 sudah sejalan dengan TASS.

 

Jakarta–Berdasarkan kajian terhadap berbagai referensi, diskusi dengan pakar dan analisis terhadap data hasil akreditasi selama tahun 2018, disimpulkan pola akreditasi harus bergeser dari compliance based ke performance based, dalam referensi lain disebut bergeser dari rules based ke principles based. Dengan pergeseran ini instrumen akreditasi akan mengalami perubahan fundamental, bukan sekedar menyempurnakan butir-butir dan tahu analisis, tetapi perubahan paradigma.

Alasan di atas menjadi argumen kuat BAN-S/M di tahun 2019 untuk memprioritaskan programnya dengan menyusun Perangkat Akreditasi yang baru, atau disebut Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP) 2020. Penyusunan Instrumen Akreditasi baru ini menerapkan pendekatan baru dalam penilaian akreditasi sekolah/madrasah yaitu dari compliance menunju performance. Pergeseran paradigma dalam pelaksanaan akreditasi ini mutlak diperlukan sebagai bagian penting dari upaya BAN-S/M sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan untuk ikut ambil bagian dalam mendorong continous improvement, yaitu perubahan akreditasi Sekolah/Madrasah ke arah yang lebih baik. Akreditasi pada akhirnya tidak bergantung pada pemenuhan aspek yang bersifat administratif, tetapi akan difokuskan pada penilaian Sekolah/Madrasah pada pemenuhan mutu yang lebih substantive.

Beberapa langkah sudah dilakukan BAN-S/M antara lain menyusun naskah akademik sebagai acuan akademik penyusunan instrumen dan beberapa kali  mengundang para pakar dan ahli pendidikan. BAN-S/M telah melakukan beberapa pertemuan dengan tim ad hoc untuk menyusun draf instrumen akreditasi sekolah madrasah (IASP) 2020.

Toni Toharudin (Ketua BAN-S/M) didampingi Abdul Malik (Anggota BAN-S/M) telah bertemu dengan tim dari Technical Assistance for Education System Strengthening (TASS) untuk dapat berkontribusi secara intensif terkait penyusunan IASP 2020 di Kantor BAN-S/M, Cipete [25/4/2019]. Pertemuan tersebut berlanjut dengan diundangnya Tim dari TASS dalam Rapat Pleno BAN-S/M pada 29 April 2019. Mark Carter (Education Quality Assurance Adviser), Yaya Kardiawarman (National Consultant for Education Quality Assurance), dan Tri Maulana (Activity Manager TASS) yang ketiganya sebagai konsultan TASS hadir dalam Rapat Pleno BAN-S/M tersebut. Pertemuan BAN-S/M dengan TASS ini berkaitan dengan framework dan paradigm IASP 2020. Sebagai rujukan dasar, dari delapan standar nasional pendidikan yang ditetapkan pemerintah, terdapat empat standar yang akan menjadi penilaian utama dalam IASP 2020 yang meliputi: mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah. BAN-S/M telah melakukan kajian terhadap hasil riset tentang mutu pendidikan, dan empat standar tersebut merupakan komponen yang krusial yang menunjang mutu sekolah.

Saat ini, disampaikan dalam diskusi tersebut bahwa BAN-S/M tengah fokus dalam asesmen dengan shifting paradigm dari compliance to performance. Meskipun empat komponen menjadi komponen utama yang mencerminkan kapasitas sekolah, tetapi BAN-S/M tetap menganggap empat komponen lainnya seperti pembiayaan, penilaian, kurikulum, sarana dan prasarana sebagai bagian yang penting.

Dalam kesempatan tersebut Mark berbagi pengalaman. Sekitar tahun 2009, Mark pernah bekerja untuk program monev pendidikan di beberapa daerah di Indonesia. Mark menuturkan gambaran tentang banyaknya siswa di daerah 3T sekitaran Kalimantan Timur yang sulit memperoleh akses ke sekolah.

Dalam pertemuan tersebut, Mark menyampaikan beberapa catatan, antara lain:

  1. What happen with development system? Di Australia, mereka mengembangkan Standar Profesional Australia untuk guru.
  2. Strategi penilaian formatif dan sumatif harus dapat diamati sebagai praktik sekolah yang konsisten.
  3. Sekolah-sekolah yang berkinerja lebih tinggi akan memiliki praktik-praktik yang dapat diamati yang lebih maju dan konsisten
  4. Bisakah akreditasi memengaruhi apa yang terjadi di ruang kelas? Apakah itu berdampak?
  5. Dampak terbesar (di sekolah) pada hasil belajar siswa adalah guru. Bisa dipelajari dari penelitian yang diterbitkan oleh Prof John Hattie (Visible Learning for Teachers: Maximizing Impact on Learning:2012)
  6. Bagaimana guru mengajar dan mengelola pembelajaran siswa di kelas adalah kunci untuk mengangkat hasil siswa. Apakah pengiriman konten guru mendominasi ruang kelas dengan mengorbankan pengelolaan pembelajaran siswa?
  7. Penilaian berarti berlatih mengajar di kelas

Yaya Kadiawarman, menegaskan kembali apa yang disampaikan Mark, bahwa terdapat tiga hal yang akan menjadi framework dari sistem penjaminan mutu pendidikan, yaitu: Penjaminan mutu internal (SPMI), Akreditasi, dan quality improment. Ketiga komponen tersebut harus ada di sekolah. Yaya pun menyampaikan bahwa framework yang disampaikan BAN-S/M sudah sejalan dengan TASS. TASS siap memberikan dukungan dalam penyusunan IASP 2020 yang sedang dikembangkan oleh Tim dari BAN-S/M.

Share this article on

WHISTLEBLOWING